Senin, 30 Juni 2014

KADO ISTIMEWAH...DARI AYAH, IBUKU TERCINTA.





29 Juni 2014. 19.15 PM

Buka puasa pertama telah selesai dan Sholat Taraweh pun telah usai. Tidak seperti hari-hari biasa, kami bisa berkumpul bersama keluarga tercinta. Di kampung, dekat hutan dan perkebunan. Tepatnya, di pojok utara Kota Banyuwangi.

Tak berapa lama keponakanku datang. Celoteh rame bocah-bocah kian menambah suasana kian berwarna, di sertai hujan yang tak terlalu deras memuncratkan tawa kami kian lepas.

Waktu merapat di sudut 22.00 PM. Semua pamit pulang, sepi mulai lalu lalang. tinggal kami bertiga di ruang tamu yang berantakan. Aku mulai siap-siap menuju peraduan, ku lihat ayah ibu ku keluar masuk rumah bergantian. Ku tutup pintu kamar dan merayu mimpi agar bisa datang dengan penuh keindahan.

Tok..tok..tok...
Suara pintu di ketok dari luar..
"Bangun dulu sebentar, nak" Suara ayahku dengan menggunakan bahasa maduranya.
Sebenarnya aku males bangun, karena perasaan, baru sekejap ku pejamkan mata.
" Nanti tidur lagi" Suara emak ku menambahi.

Aku bangun.. Ku buka pintu, dan...
Astaqfirullah.....

Di ranjang kayu plus bambu ruang tamu, ku lihat ada 3 obor kecil yang terbuat dari kapas dan minyak goreng. di sampingnya ada 3 piring nasi warna merah dan ada 1 piring yang warna putih. Terlihat seperti dalam film-film horor. Hanya suasananya tidak gelap karena masih ada lampu yang menerangi.

Aku ngucek-ngucek mata, tak percaya tapi sepertinya aku sering melihatnya. beberapa tahun lalu..

" Aku tidak ngerti tentang ulang tahun. Tapi malam ini, aku hanya ingin mengingatkan, bahwa diri mu di lahirkan pada tanggal 30 Juni" Kata bapakku.  " Aku sering melihat di TV, kalo hari lahir itu di pestakan, tapi... maaf, aku tak mampu untuk hari ini, semoga lain waktu ya " imbuh bapak ku, masih dengan aksen maduranya.

Aku terdiam, karena aku juga belum sempat mengingat tentang ulang tahun. Ibu ku juga terdiam, sambil duduk di pojok kanan ranjang yang telah usang.

"Bagaimana kalo kita berdoa bersama. Mumpung kita bisa kumpul seperti ini"?
Aku mengangguk..

Kami terdiam sesaat, sambil duduk mengelilingi nampan yang berisi "Damar Kambang" (Api yang bersumber dari kapas yang di pilin/pintal, di bawahnya ada minyak kelapa).
Amiin.....

Kami menikmati "Tajin Merah" (Nasi yang diolah lembek dengan di campur gula aren).
Tiba-tiba ayah ku menyuapiku satu sendok Tajin, lalu ibuku....
" maaf, nak..kami tak bisa memberimu apa-apa,  hanya ini saja yang kami mampu"..
Astaqfirullah..........

Aku terdiam...
Diam dalam pelukan hangat Ayah dan Ibuku tersayang...

Waktu kembali merapat diserambi pagi. 00.35 AM.

Banyuwangi, 30 Juni 2014.

0 komentar:

Posting Komentar