29 Juni 2014. 19.15 PM
Buka puasa pertama telah selesai dan Sholat Taraweh pun
telah usai. Tidak seperti hari-hari biasa, kami bisa berkumpul bersama keluarga
tercinta. Di kampung, dekat hutan dan perkebunan. Tepatnya, di pojok utara Kota
Banyuwangi.
Tak berapa lama keponakanku datang. Celoteh rame bocah-bocah
kian menambah suasana kian berwarna, di sertai hujan yang tak terlalu deras
memuncratkan tawa kami kian lepas.
Waktu merapat di sudut 22.00 PM. Semua pamit pulang, sepi
mulai lalu lalang. tinggal kami bertiga di ruang tamu yang berantakan. Aku
mulai siap-siap menuju peraduan, ku lihat ayah ibu ku keluar masuk rumah
bergantian. Ku tutup pintu kamar dan merayu mimpi agar bisa datang dengan penuh
keindahan.
Tok..tok..tok...
Suara pintu di ketok dari luar..
"Bangun dulu sebentar, nak" Suara ayahku dengan
menggunakan bahasa maduranya.
Sebenarnya aku males bangun, karena perasaan, baru sekejap
ku pejamkan mata.
" Nanti tidur lagi" Suara emak ku menambahi.
Aku bangun.. Ku buka pintu, dan...
Astaqfirullah.....
Di ranjang kayu plus bambu ruang tamu, ku lihat ada 3 obor
kecil yang terbuat dari kapas dan minyak goreng. di sampingnya ada 3 piring
nasi warna merah dan ada 1 piring yang warna putih. Terlihat seperti dalam
film-film horor. Hanya suasananya tidak gelap karena masih ada lampu yang
menerangi.
Aku ngucek-ngucek mata, tak percaya tapi sepertinya aku
sering melihatnya. beberapa tahun lalu..
" Aku tidak ngerti tentang ulang tahun. Tapi malam ini,
aku hanya ingin mengingatkan, bahwa diri mu di lahirkan pada tanggal 30
Juni" Kata bapakku. " Aku
sering melihat di TV, kalo hari lahir itu di pestakan, tapi... maaf, aku tak
mampu untuk hari ini, semoga lain waktu ya " imbuh bapak ku, masih dengan
aksen maduranya.
Aku terdiam, karena aku juga belum sempat mengingat tentang
ulang tahun. Ibu ku juga terdiam, sambil duduk di pojok kanan ranjang yang
telah usang.
"Bagaimana kalo kita berdoa bersama. Mumpung kita bisa
kumpul seperti ini"?
Aku mengangguk..
Kami terdiam sesaat, sambil duduk mengelilingi nampan yang
berisi "Damar Kambang" (Api yang bersumber dari kapas yang di
pilin/pintal, di bawahnya ada minyak kelapa).
Amiin.....
Kami menikmati "Tajin Merah" (Nasi yang diolah
lembek dengan di campur gula aren).
Tiba-tiba ayah ku menyuapiku satu sendok Tajin, lalu
ibuku....
" maaf, nak..kami tak bisa memberimu apa-apa, hanya ini saja yang kami mampu"..
Astaqfirullah..........
Aku terdiam...
Diam dalam pelukan hangat Ayah dan Ibuku tersayang...
Waktu kembali merapat diserambi pagi. 00.35 AM.
Waktu kembali merapat diserambi pagi. 00.35 AM.
Banyuwangi, 30 Juni 2014.
0 komentar:
Posting Komentar