Rabu, 14 Januari 2015

TIDAK SEMUA RASA SAKIT KARENA PENYAKIT



Sudah beberapa hari ini kepalaku sakit, rasa sakit yang hanya melanda sebagian ini, tentu sangat menyiksa. Apalagi, jika kumat, aku merasa ajal sudah dekat sambil menahan sakit yang teramat kuat.

Tentu saja, aku tidak Boleh kalah. Aku harus tetap beraktifitas agar rasa sakit bisa terlupakan meski sejenak. Tapi jika aku diam, sakit ini kembali menyerang, atau lebih pas nya kembali ku rasakan.

Ya sudahlah, mungkin ini bagian dari proses kasih sayang. Kasih sayang Tuhan pada hambanya.

Aku tidak ingin berburuk sangka pada siapa pun, Sebab yang menciptakan rasa sakit, rasa Enak, rasa perih, bahagia, sedih itu kan yang maha kuasa..

Akan tetapi, sekuat apapun menahan, toh akhirnya nyungsep juga. Tiga hari sebelum pergantian tahun baru, aku ndelosor, benar-benar ndelosor. Maklum, musim pancaroba terkadang ku jadikan pelarian alasan pada isteriku agar tidak terlalu terbeban fikiran. Dan isteriku pun merasa agak tenang.

Mengapa menulis keluhan.?

Sebenarnya aku tidak bermaksud mengadu kepada siapapun, aku hanya ingin menulis, menulis tentang apa yang ku rasakan, tentang apa yang ku alami, tentang satu harapan dari persekian peristiwa yang terjadi.

Salah satunya adalah tentang harapan pada kematian.

Bagaimana tidak ingat tentang kematian, bila sakitnya tuh disini, mulai kumat lagi, terasa aku hanya bersama pelangi.

Lebay..? Memang...

Mengapa tidak ke medis.?
Medis membuatku jadi agak parno. 'lebih baik tidak tahu penyakitnya ketimbang tahu malah tambah Bikin galau'. Memang bukan pola fikir yang baik untuk sehat. Fikiranku jadi sempit, dangkal dan Memang benar-benar bodoh telah membiarkan fikiran itu bercokol di otakku. Tapi masa bodoh lah...

Sesakit apapun yang ku rasakan, aku hanya ingin mengatakan, bahwa sakit itu salah satu cara Tuhan berkomunikasi.

Rasa sakit itu, salah satu cara kita mensyukuri.

Masih sakit..??

Ah, sudah tidak terasa lagi... Hanya sedikit nyeri.

Senin, 30 Juni 2014

KADO ISTIMEWAH...DARI AYAH, IBUKU TERCINTA.





29 Juni 2014. 19.15 PM

Buka puasa pertama telah selesai dan Sholat Taraweh pun telah usai. Tidak seperti hari-hari biasa, kami bisa berkumpul bersama keluarga tercinta. Di kampung, dekat hutan dan perkebunan. Tepatnya, di pojok utara Kota Banyuwangi.

Tak berapa lama keponakanku datang. Celoteh rame bocah-bocah kian menambah suasana kian berwarna, di sertai hujan yang tak terlalu deras memuncratkan tawa kami kian lepas.

Waktu merapat di sudut 22.00 PM. Semua pamit pulang, sepi mulai lalu lalang. tinggal kami bertiga di ruang tamu yang berantakan. Aku mulai siap-siap menuju peraduan, ku lihat ayah ibu ku keluar masuk rumah bergantian. Ku tutup pintu kamar dan merayu mimpi agar bisa datang dengan penuh keindahan.

Tok..tok..tok...
Suara pintu di ketok dari luar..
"Bangun dulu sebentar, nak" Suara ayahku dengan menggunakan bahasa maduranya.
Sebenarnya aku males bangun, karena perasaan, baru sekejap ku pejamkan mata.
" Nanti tidur lagi" Suara emak ku menambahi.

Aku bangun.. Ku buka pintu, dan...
Astaqfirullah.....

Di ranjang kayu plus bambu ruang tamu, ku lihat ada 3 obor kecil yang terbuat dari kapas dan minyak goreng. di sampingnya ada 3 piring nasi warna merah dan ada 1 piring yang warna putih. Terlihat seperti dalam film-film horor. Hanya suasananya tidak gelap karena masih ada lampu yang menerangi.

Aku ngucek-ngucek mata, tak percaya tapi sepertinya aku sering melihatnya. beberapa tahun lalu..

" Aku tidak ngerti tentang ulang tahun. Tapi malam ini, aku hanya ingin mengingatkan, bahwa diri mu di lahirkan pada tanggal 30 Juni" Kata bapakku.  " Aku sering melihat di TV, kalo hari lahir itu di pestakan, tapi... maaf, aku tak mampu untuk hari ini, semoga lain waktu ya " imbuh bapak ku, masih dengan aksen maduranya.

Aku terdiam, karena aku juga belum sempat mengingat tentang ulang tahun. Ibu ku juga terdiam, sambil duduk di pojok kanan ranjang yang telah usang.

"Bagaimana kalo kita berdoa bersama. Mumpung kita bisa kumpul seperti ini"?
Aku mengangguk..

Kami terdiam sesaat, sambil duduk mengelilingi nampan yang berisi "Damar Kambang" (Api yang bersumber dari kapas yang di pilin/pintal, di bawahnya ada minyak kelapa).
Amiin.....

Kami menikmati "Tajin Merah" (Nasi yang diolah lembek dengan di campur gula aren).
Tiba-tiba ayah ku menyuapiku satu sendok Tajin, lalu ibuku....
" maaf, nak..kami tak bisa memberimu apa-apa,  hanya ini saja yang kami mampu"..
Astaqfirullah..........

Aku terdiam...
Diam dalam pelukan hangat Ayah dan Ibuku tersayang...

Waktu kembali merapat diserambi pagi. 00.35 AM.

Banyuwangi, 30 Juni 2014.

Kamis, 29 Mei 2014

MENYUSURI WISATA ALAM " AIR TERJUN SELOGIRI ( VI TAMAT )"




Sampainya di lokasi PAL yang bertuliskan ARBORETUM dan "KAMI BERSIH, ANDA NYAMAN. TERIMA KASIH ANDA TIDAK MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN". Aku berhenti sejenak, Jujur aku takut. Gimana gak takut, lowong aku sendirian saja. Ada 2 ketakutan yang menyusup di hatiku, pertama suara gemuruh yang tadi ku dengar itu ternyata suara AIR TERJUNnya. dan aku paling takut dengan suara itu. Kedua, aku takut motor ku di gandol maling, sebab motor harus di tinggalkan di pinggir jalan sepi. Tapi kata pak Satpam aman sih..dan aku harus berusaha percaya. Soalnya aku uda sampai di lokasi yang menjadi tujuan utama. AIR TERJUN SELOGIRI.





Bismillah...
Memasuki semak, ku dengar gemuruh sungai, di tambah suara monyet bersahutan kian melengkapi rasa takut ku. Busyet..!! Mau balik arah alias ngacir uda gak mungkin. Lanjuuuttt, walau hati dag dig dug...

Jalan setapak yang hanya muat untuk satu orang ini membuat ku harus hati-hati. Alamaaakk..!! pemandangnnya luar biasa.!! Terlihat dari jauh AIR TERJUN SELOGIRI menyambutku. (padahal, melihatnya saja aku takut, pohon besar, tebing terjal, ih..serem. tapi sekaligus takjub). Fantastis..!!
Pelan tapi pasti, ku telusuri sendiri mendekati lokasi. Sepi, dan bayang-bayang angker seolah mengelilingi ku..Cemen ya...? emang..! Ku coba adaptasi, Ku foto sendiri. Lalu aku mulai berani, Ku memfoto diri sendiri dengan menggunakan Timer pada kamera yang ku bawa. (sekaligus therapy neh)..
Dan inilah AIR TERJUN SELOGIRI yang ku cari, meski tak banyak mengambil objek dari berbagai sudut, ya inilah yang bisa ku potret dan ku tulis untuk hari ini.

TERIMA KASIH

MENYUSURI WISATA ALAM " AIR TERJUN SELOGIRI ( V )"


Tak terasa aku sampai di pintu gerbang perkebunan. Aku jadi bingung, Air Terjunnya di mana ya..?? Ah.. sudahlah, tanya ama pak Satpam aja deh..


Kami ngobrol ngalor ngidul, maklumlah.. Sebagai penjaga keamanan tentu harus waspada tho pada setiap tamu yang baru masuk wilayahnya. Ku maklumi aja. Sebab aku cukup capek, jadi sekalian ngobrol, sekalian tanya-tanya tentang perkebunan, masyarakatnya dan aktifitas lainnya. Wah, ternyata, walau jarak dari jalan raya menuju perkebunan mencapai 7 KM tapi banyak juga warga yang tinggal di perkebunan ini. Kata Pak SAIMAN kurang lebih 100 KK.


Dan di lokasi yang jauh dari kota ini memiliki Puskesmas, SD dan tempat bermain lainnya. Masih kata pak SAIMAN. Sebenarnya aku mau masuk perkampungannya, tapi kata pak Satpam masih 1 KM lagi..Alamaakk..!!
Terus aku tanya, dimana lokasi AIR TERJUNnya,.. "oalaaaa..kelewatan, mas... tadi ada PAL 1 KM sebelum kesini., nah di situ AIR TERJUNnya".. Gustiii....Yoweslah, maturnuwun ya pak Satpam..Aman tho kendaraannya.. Siipp....
Aku mutar balik menuju PAL ARBORETUM ...........

MENYUSURI WISATA ALAM " AIR TERJUN SELOGIRI ( IV )"



Terkadang, aku di buat kaget oleh hadirnya monyet-monyet yang bergelantungan di dahan sambil 'bengak bengok'. ada juga yang melintas menyebrang jalan. "Duh, maaf ya, nyet...aku gak bawa makanan.." Bathinku..

Meskipun jalannya cukup buruk tapi banyak juga orang yang lalu lalang, ada juga mobil bagus sedang turun (mungkin baru dari perkebunan). Dan perjalanan ku sejenak terhenti saat melihat PAL yang bertuliskan "KAMI BERSIH, ANDA NYAMAN. TERIMA KASIH ANDA TIDAK MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN" jatuh ke tanah, sepertinya kayu penyanggahnya sudah lapuk. Lalu ku tancapkan kembali ke bagian atas kayu. Ku foto, deh..








Selain itu, ada kalimat ARBORETUM yang bersanding dengan papan yang terjatuh tadi. Yang jelas, ku foto lagi. Dan sejujurnya saja, aku merasa merinding berdiam sendiri di lokasi ini, soalnya ada suara gemuruh yang membuat fikiran ku gak enak..hmm... Lokasi AIR TERJUNnya dimana ya..Fikirku..

lalu ku lanjutkan lagi melaju bersama motor matic ku yang mulai 'ngap-ngapan'. aku juga mulai parno, waswas.

Jgleg..!!! lanjutkan perjalanan......

MENYUSURI WISATA ALAM " AIR TERJUN SELOGIRI ( III )"



Sebenarnya, aku merasa cukup lelah karena sering di banting motor yang tanpa sengaja nubruk batu atau masuk lubang kecil. maklumlah, bawa motor Matic memang tidak cocok bila memasuki kawasan perhutani ini. Sampai di tengah perjalanan, aku berhenti sejenak. Aku tertarik dengan Pohon yang sengaja di buat untuk istirahat. Tapi, sayangnya, ada kabel PLN yang cukup berbahaya karena jaraknya cukup rendah dari tanah dan mudah di jangkau manusia.







Puas memotret tempat istirahat yang ada di atas kayu, selanjutnya aku teruskan langkahku menyusuri jalanan yang masih agak rusak, bebatu dan berdebu. Memang tidak mudah bagi ku yang baru pertama masuk wilayah Perhuani ini. Terasa angker, jelas..! walaupun aku tinggal di pinggir hutan juga, tapi suasana pertama selalu berbeda. Sudah 3 KM aku telusuri jalanan menanjak hanya untuk melihat secara langsung lokasi AIR TERJUN SELOGIRI. masih belum ku temukan juga, belum ada petunjuk apapun. Sepi, sendiri.


Sabtu, 24 Mei 2014

MENYUSURI WISATA ALAM " AIR TERJUN SELOGIRI ( II )"

Setelah masuk gang menuju Perkebunan  PTPN XII Selogiri, ternyata banyak rumah bagus yang berjejer di sepanjang 1 KM, sebelum akhirnya aku menyusuri jalanan sepi berhias tanaman Kacang Ijo. Wah, jangan di tanya soal jalannya, karena lumayan berbatu alias masih makaddam.

Ku jumpai juga pabrik pengolahan Tahu, lalu aku terus masuk dan mulai sampai di perbatasan Perhutani.

Aku lihat ada perkemahan Tentara di sebelah kanan-kiri jalan masuk. Maklum, rupanya di sini juga lokasi para tentara berlatih. Ada beberapa sepatu yang di biarkan tertata rapi di pinggir jalan. ada tambang panjang yang terikat ke atas bukit dan membentuk tali temali yang rapi. (Ah..jadi inget waktu aktif di Pramuka dulu)..Ada juga beberapa tentara sedang istirahat atau mungkin lagi menjaga barak. Ingin aku mampir, tapi ku urungkan niat itu, sebab, saat aku masuk masih sepi, jadi, ku fikir para tentara-tentara itu sedang istirahat.

Ku lanjutkan stater motorku pelan tapi pasti harus waspada juga, siapa tahu para tentara masih latihan dan tiba-tiba muncul di depan ku. sambil tengok kanan kiri, aku juga perlu waspada dengan kondisi jalan yang banyak batu dan lobang bekas air hujannya.